15 Jenis Ikan Khas Nusantara yang Unik & Menggugah Selera
Rabu, September 04, 2019
Tulis Komentar
beberapa daerah di Indonesia memilih ikan dan seafood untuk
lauk pokok makan sehari-hari. Jadi jangan kaget jika tiap daerah punya sajian
ikan yang dimasak dengan bumbu khas dan memiliki cara pengolahan yang unik. Tak
butuh lama-lama, yuk langsung scroll ke bawah!
1. Arsik
Bagi orang Tapanuli atau Batak, hidangan ikan satu ini
memiliki makna filosofis tentang kehidupan. Ikan mas yang biasa digunakan tidak
boleh dipotong-potong karena melambangkan keutuhan manusia secara fisik maupun
rohani.
Ada beberapa bahan yang wajib dipakai supaya rasa arsik
semakin khas, yakni andaliman, kecombrang, asam gelugur atau patikala, dan
lokio atau bawang batak. Proses masaknya pun terbilang unik, yakni bahan-bahan
di atas disusun di atas panci, lalu ikan mas segar yang sudah dilumuri bumbu
kuning diletakkan di atasnya.
Sisik ikan tidak perlu dibersihkan karena sajian ini dimasak
dengan teknik slow-cooking hingga empuk namun tidak kering. Bayangkan saat
menyantap daging ikannya, rasa asam, pedas, dan gurih menyatu sempurna di dalam
mulut. Mantap!
2. Asam Padeh
Masakan Minang tak selalu identik dengan santan. Buktinya,
asam padeh adalah sajian ikan berkuah tanpa santan yang populer di Sumatera
Barat. Asam padeh sendiri berarti “asam pedas” yang mengacu pada rasa sajian
ini. Perpaduan rasa ini datang dari bumbu-bumbu yang sederhana, yakni asam
kandis (atau asam jawa), cabai, dan bumbu rempah lain yang menambah rasa gurih.
Hidangan ini biasa memakai ikan tongkol, kakap, tuna,
kembung, dan gurame. Tak sulit menemukan hidangan ini karena biasanya juga
disajikan di RM Padang atau RM Kapau.
3. Sop Ikan Batam
Jalan-jalan ke Batam tentu tak lengkap tanpa mencicipi
hidangan lautnya, terutama sop ikan. Banyak daerah Indonesia yang membuat sop
ikan dengan ciri khas masing-masing. Di Batam, sop ikan wajib memakai selada,
potongan tomat hijau dan sawi asin. Pastinya terasa segar dan makin nikmat ya?
Nah, sop ikan Batam biasa memakai fillet ikan nila atau
tenggiri. Nikmati langsung selagi hangat ditemani nasi putih, taburan bawang
goreng, dan kecap asin, hmm nikmat!
4. Pempek
Siapa yang tak kenal olahan ikan satu ini? Pempek cukup
terkenal di kalangan pecinta kuliner dan mudah ditemui di berbagai kota Indonesia.
Konon, makanan khas Palembang ini ada pengaruh Tionghoa-nya, lho.
Pempek bukanlah bahasa Palembang, tapi diambil dari istilah
Tiongkok “apek” atau “pekpek” yang berarti paman atau lelaki tua. Seorang apek
pernah coba mengolah ikan tenggiri sisa pindang atau gulai. Ikan tenggiri ini
dicampur dengan tepung kanji dan jadilah sajian yang lebih nikmat jika
digoreng. Si apek menjual inovasi baru ini dan banyak orang menyukainya. Sajian
ini pun akhirnya disebut pempek karena tiap memesan, pelanggan harus memanggil
si penjual dengan “pek, pek”.
Salah satu keunikan dari pempek adalah banyaknya jenis dan
bentuk sajian ini. Ada pempek lenjer, pempek dos, pempek adaan, pempek
lenggang, hingga pempek kapal selam. Semuanya disajikan dengan siraman kuah
cuko yang pedas-gurih, taburan ebi halus, mie kuning, dan potongan timun segar.
5. Gangan atau Lempah Kuning
Belitung adalah salah satu provinsi dengan hasil laut yang
melimpah. Tak heran, hasil laut seperti ikan banyak diolah menjadi aneka
masakan dan salah satunya adalah gangan. Sajian ikan ini berupa ikan masak kuah
kuning dengan citarasa pedas, asam, gurih, dan segar. Sekilas memang mirip ikan
kuah kuning pada umumnya, tapi ada satu bahan yang membuat sajian ini tambah
segar dan unik: potongan nanas. Yup, nanas menyumbangkan rasa asam yang khas
sekaligus mengurangi aroma amis ikan. Hmm bikin penasaran, ya?
Gangan biasa dibuat dengan ikan laut maupun ikan danau
seperti ketarap, kakap, ikan bulat, lele, hingga ikan pindang. Kunci kenikmatan
dari sajian ini adalah wajib disajikan hangat supaya citarasa bumbu pedas dan
asamnya benar-benar menggoyang lidah!
6. Gabus Pucung
Ketoprak dan nasi uduk adalah dua sajian khas Betawi yang
terkenal, tapi bagaimana dengan gabus pucung? Siapa sangka, sajian yang mulai
langka ini adalah olahan ikan yang melegenda, lho. Nama gabus pucung diambil
dari dua bahan dasarnya, yakni ikan gabus dan pucung atau kluwak.
Dulu, kota Jakarta cukup didominasi rawa, empang, dan sungai
sebagai habitat ikan gabus. Karena harga ikan laut di pasaran cukup mahal,
warga Betawi pun memanfaatkan ikan gabus untuk diolah jadi masakan. Berhubung
masyarakat setempat juga menyukai kluwak, kedua bahan ini pun “dikawinkan” dan
jadilah hidangan berkuah yang nikmat dan gurih.
Kunci kelezatan hidangan ini tentunya adalah ikan gabus yang
segar dan kluwak berkualitas baik. Cara buatnya hampir sama dengan rawon, yakni
tumis bumbu hingga harum, lalu masukkan air kluwek dan ikan gabus yang sudah
dipotong dan dilumuri air jeruk nipis. Masak hingga bumbunya meresap dan
sajikan dengan taburan bawang goreng dan sepiring nasi hangat!
7. Pecak Ikan
Satu lagi kuliner khas Betawi yang menggunakan bahan dasar
ikan: pecak. Jangan sampai tertukar dengan pecel asal Jawa Timur ya, karena
cara penyajian kedua hidangan ini cukup berbeda.
Pecak ikan adalah sajian ikan yang disiram sambal pecak. Ada
dua jenis sambal pecak nih, yakni sambal pecak yang pakai kacang dan tidak
pakai kacang. Sambal pecak biasa (tidak pakai kacang) teksturnya lebih ringan
karena hanya pakai cabai, bawang merah, bawang putih, jahe, kencur, dan kunci.
Sedangkan sambal pecak kacang bertekstur lebih pekat karena bumbu tadi dicampur
kacang tanah atau kacang mede goreng.
Biasanya, pecak ikan memakai ikan-ikan yang hidup di sungai
atau rawa. Maklum, masyarakat Betawi dulu mengaku sebagai “masyarakat sungai”
yang memanfaatkan ikan di habitat tersebut untuk konsumsi harian. Ikan lele,
gabus, dan belut sering jadi pilihan, tapi seiring berjalannya waktu, pecak
gurame, mujair, dan nila lebih populer sekarang ini.
8. Pesmol
Tiap berkunjung ke restoran Sunda, saya hampir selalu
memesan pesmol. Lembutnya ikan berbalut bumbu yang kaya membuat saya tak
berhenti menyuapkannya bersama nasi hangat. Belum lagi acar yang disajikan
dalam piring yang sama membuat hidangan ikan ini punya sensasi tersendiri.
Gurih, segar, mantaplah pokoknya.
Pesmol bisa menggunakan nila, ikan mas, gurame, dan bandeng.
Nantinya, ikan ini akan digoreng setengah matang dulu, lalu dimasak dalam bumbu
kuning hingga meresap sempurna.
Nah, sebetulnya ada dua jenis pesmol di Indonesia nih, yakni
pesmol Sunda dan pesmol Betawi. Perbedaannya hanya terletak pada bumbu dan cara
penyajiannya kok, dimana pesmol Sunda memakai kencur sedangkan pesmol Betawi
lebih kuat kemirinya. Selain itu, pesmol Sunda biasanya memakai acar sedangkan
pesmol Betawi hanya memakai irisan tomat untuk menambah rasa asam.
9. Mangut
Bagi anda yang berdomisili di Jawa Tengah dan Yogyakarta,
sajian ikan yang satu ini pasti tak asing lagi, ya. Mangut adalah masakan
bersantan dengan bahan dasar ikan lele atau jenis ikan lain seperti pari,
patin, tongkol, dan nila.
Sebelum dimasak, ikan ini perlu diasap atau digoreng
setengah matang terlebih dulu agar semakin lezat dan beraroma. Lalu, ikan
tersebut dimasak dengan bumbu mangut yang merupakan perpaduan antara santa,
bumbu kuning, dan bumbu merah. Membayangkan pekatnya tekstur kuah yang
gurih-pedas dan lembutnya daging ikan pastinya bikin tak tahan, ya?
Tapi ternyata, ada satu hidangan mangut lain yang tidak
bersantan lho, yakni mangut ndas manyung. Khusus yang satu ini, kepala ikan
manyung yang sudah diasap jadi bahan wajib dan agak sulit diganti. Sajian khas
daerah Pati (Jawa Tengah) ini memiliki tekstur kuah yang lebih ringan dengan
pilihan dua warna: pucat (bumbu iris) dan merah (bumbu ulek). Terlebih lagi,
sajian mangut satu ini lebih “menantang” karena rasanya jauh lebih pedas dari
mangut santan.
10. Rabo’ ruan
Rabo’ruan adalah olahan ikan yang disuwir dan dimasak hingga
kering. Hidangan khas Kalimantan Timur ini memang cukup langka meskipun
bahan-bahan yang digunakan terhitung sederhana.
Rabo’ruan biasa memakai ikan gabus yang dikukus terlebih
dahulu, baru setelahnya disuwir-suwir. Lalu, suwiran ikan gabus ini dimasak
dengan santan dan bumbu yang terdiri dari bawang merah, bawang putih, cabai
merah keriting, ketumbar, garam, dan gula merah. Hmm, bayangkan perpaduan rasa
gurih, manis, dan pedas yang menyatu dalam sajian ini. Rabo’ruan dimasak hingga
bumbunya resap dan teksturnya kering, sehingga bisa tahan lama dan jadi stok
lauk.
11. Cakalang Fufu Pampis
Tak jauh beda dengan rabo’ruan, hidangan ikan asal Manado
ini juga berupa suwiran ikan yang dimasak dengan bumbu hingga kering. Seperti
namanya, sajian ini biasa memakai ikan cakalang, tapi juga bisa digantikan
dengan ikan berdaging tebal dan punya sedikit duri seperti tongkol, tuna, dan
tenggiri.
Fufu pada nama sajian ini sendiri berarti “asap”, yang
berarti bahan ikan perlu diasap terlebih dulu sebelum dimasak dengan bumbu
pampis atau bumbu pedas khas Manado (pakai cabai, jahe, kunyit). Selain
dihidangkan dengan nasi hangat, cakalang fufu pampis bisa dibuat stok lauk atau
jadi isian panada.
12. Ikan Woku Belanga
Penggemar masakan Manado pastinya akrab dengan bumbu woku,
nih. Nah, bumbu woku ini pasti memakai aneka rempah daun yang memiliki aroma
atau rasa kuat seperti daun pandan, kemangi, daun jeruk, daun salam, hingga
serai. Kali ini, bumbu woku juga bisa “dijodohkan” dengan ikan kakap, sogili
atau sidat (mirip belut, tapi berukuran lebih besar dan terkenal di kalangan
masyarakat Minahasa), dan tongkol.
Seperti namanya, olahan ikan ini dimasak dalam belanga atau
panci. Ikan dibaluri dengan perasan jeruk nipis hingga bau amisnya hilang.
Setelah itu, ikan bisa digoreng setengah matang atau langsung dimasak kuah
bersama bumbu woku. Tunggu hingga airnya agak menyusut dan masukkan potongan
tomat, cabai, dan daun kemangi. Nikmati selagi hangat dengan nasi putih, ya!
13. Palumara
Eits, masakan ini tak ada hubungannya dengan alat palu, ya.
Pallu adalah sajian khas Makassar yang bercitarasa kaya, sedangkan mara berarti
“mendidih”. Bisa dibilang, pallu mara adalah masakan berkuah dengan bahan dasar
ikan. Mirip sup ikan tapi dengan kuah berwarna cenderung kuning dan bertekstur
ringan. Pallu mara biasa memakai ikan tenggiri atau bandeng yang dimasak dengan
bumbu kuning, asam jawa, cabai, dan irisan tomat. Wuih, pastinya rasa segar,
pedas, dan asam akan menggoyang lidah!
Selain pallu mara, ada juga hidangan yang serupa nih, yakni
parende. Hidangan ikan ini berasal dari Buton, Sulawesi Tenggara dan memakai
bumbu yang lebih sederhana (tanpa cabai dan tomat) serta ikan kakap atau
kerapu. Parende biasa disajikan dengan kasuami (mirip nasi tumpeng, tapi berbahan
dasar singkong) dan sayur daun kelor.
14. Ikan Kuah Kuning
Anda pernah coba papeda? Nah, ikan kuah kuning inilah
pasangannya. Ikan kuah kuning khas Papua ini terasa ringan, segar, gurih, dan
asam dengan bumbu sederhana. Ikan yang dipakai bisa apa saja, tapi masyarakat
Papua biasa menggunakan ikan cakalang, gabus, mubara, atau tongkol. Nantinya,
ikan ini akan dimasak kuah dengan bumbu kuning dan aneka rempah daun hingga
menyusut dan resap bumbunya.
Papeda atau olahan sagu yang mirip bubur bening dan lengket
bisa disajikan terpisah atau langsung dicampurkan dalam ikan kuah kuning. Wah,
bisa juga sekali-kali ganti hidangan nasi dan ikan di rumah, nih!
15. Ikan Bakar khas Nusantara
Ikan bakar adalah salah satu kuliner nusantara yang populer.
Pengolahannya cukup mudah, yakni ikan dibakar di atas bara api hingga kulitnya
terkaramelisasi, lalu disajikan dengan nasi hangat. Sederhana, tapi sensasi
“bakar”-nya sungguh istimewa dan beda dengan olahan ikan pada umumnya. Namun,
bukan Indonesia namanya jika ikan hanya dipanggang atau dibakar saja. Beberapa
daerah punya sajian ikan bakar yang khas, entah dari bumbu, kondimen, atau cara
penyajiannya.
Lain lagi dari sisi bumbu yang hampir tiap daerah punya
“jagoan”-nya masing-masing. Ikan bakar Padang terkenal dengan bumbu kuning dan
merah yang bertekstur pekat. Rasanya pedas, gurih, dan tentunya lebih berempah.
Ikan bakar Jawa dan Bali umum memakai bumbu kecap, madu, atau aneka bumbu yang
cenderung manis-gurih. Kedua pulau ini juga senang memakai ikan gurame dan
khusus Bali, ikan bakar ini juga sering disajikan dengan siraman sambal matah.
Pindah ke Kalimantan, provinsi ini terkenal dengan ikan
patin bakar bambu. Sebetulnya, ikan apa saja boleh, tapi ikan patin yang diberi
bumbu kuning-kemerahan (tidak pedas, karena takaran cabai hanya sedikit) paling
enak dibakar dalam bambu. Di Sulawesi, ikan bakar disiram sambal dabu-dabu,
sedangkan Maluku memakai bumbu colo-colo.
Terakhir di Papua, ada ikan bakar khas Manokwari yang
disiram sambal mentah yakni cabai, bawang merah, dan garam. Hayo, mau coba yang
mana dulu nih?
Seluruh masakan di atas akan lebih mudah dimasak dengan
menggunakan cookware set dari Supra Rosemary. Satu set
Supra Rosemary terdiri dari stock pot, frying pan, deep pan, dan sauce pan
berlapis stainless steel anti karat. Lapisannya awet serta tidak mudah
terkelupas. Paket lengkap bagi anda yang hobi masak.
Sumber:https://resepkoki.id/15-sajian-ikan-khas-nusantara-yang-unik-menggugah-selera/
Belum ada Komentar untuk "15 Jenis Ikan Khas Nusantara yang Unik & Menggugah Selera"
Posting Komentar