4 Cara Membuat Roti Tanpa Ulen Elastis


Roti adalah pilihan utama saya untuk mengganjal perut. Jenis panganan ini pastinya tak sulit ditemukan, entah di supermarket, toko kelontong, warung kecil, bahkan terkadang dijajakan lewat depan rumah. Namun di lain waktu, saya pun coba-coba bikin roti di rumah karena pengaruh resep-resep roti yang bertebaran di internet maupun buku resep. Hitung-hitung jadi tukang roti untuk diri sendiri, kan?

Awalnya senang-senang saja karena puas dengan hasil roti yang mengembang, tapi ada satu hal yang bikin malas dan saya harap bisa di-skip: menguleni adonan. Tentunya proses menguleni ini butuh waktu yang tak sebentar plus kalau mau berhasil, adonannya harus elastis ketika ditarik. Hmm jujur, saya sendiri ‘agak sulit’ mendapatkan tekstur yang benar-benar kalis. Namun secercah harapan datang ketika melihat resep roti tanpa ulen. Coba-mencoba, ada beberapa catatan yang harus diperhatikan saat membuat jenis roti ini. Yuk, langsung saja simak di bawah ini!

1. Pastikan raginya masih aktif

Roti yang mengembang naik itu pastinya terlihat cantik, ya? Nah, proses mengembang ini adalah bukti ragi yang aktif.  Ragi adalah bahan pengembang “yang hidup” ketika dicampur dengan beberapa bahan seperti terigu, garam, dan gula. Bahan ini akan menurun kualitasnya jika mendekati tanggal kadaluarsa atau disimpan dengan tidak tepat. Jika menurun, otomatis ragi tak dapat mengembangkan roti dengan baik.

Cara tahu ragi masih aktif adalah campurkan dalam air hangat. Tunggu bebeberapa saat hingga muncul buih-buih kecil di permukaan larutan ragi. Kalau tidak muncul buih, sebaiknya ragi tidak dipakai karena sudah jelek kualitasnya. Kalau ingin aktif lebih cepat, anda bisa tambahkan gula saat melarutkan ragi dalam air hangat.

2. Ayak bahan kering sebelum dicampurkan dalam adonan

Sebagian besar resep roti dan kue mengharuskan bahan keringnya diayak sebelum dicampur ke adonan. Sebetulnya, proses mengayak ini tak hanya menguraikan gumpalan bahan kering, tapi juga mempengaruhi hasil akhir panggangan. Roti dengan bahan kering yang diayak akan terasa lebih ringan dan lembut teksturnya. Sebab, bahan kering yang sudah diayak akan jauh lebih mudah tercampur dengan bahan-bahan lain.

3. Pakai air hangat untuk adonan

Air hangat pastinya bisa lebih menyatu dengan bahan kering seperti terigu. Di sisi lain, air hangat ini juga bisa mempercepat fermentasi roti, lho. Fermentasi roti (proofing) adalah proses pengembangan roti yang dilakukan oleh ragi. Jadi setelah tercampur rata, adonan yang berisi ragi harus didiamkan selama beberapa saat supaya bisa melakukan proses fermentasi ini. Jika berhasil, adonan akan mengembang dua kali lebih besar dari semula.

Ragi bisa bekerja dengan baik dalam suhu hangat, makanya seringkali proses fermentasi dilakukan di suhu ruang. Dengan menambahkan air hangat, proses fermentasi akan berlangsung lebih cepat dan kita bisa lebih hemat waktu, deh!

4. Diamkan adonan roti sebelum dimasukkan ke oven


Sebelum masuk dalam oven, adonan roti yang sudah ditata di atas loyang sebaiknya didiamkan dulu supaya bisa mengembang lagi. Jadi jika sebelumnya adonan sudah mengalami fermentasi roti, maka yang ini adalah fermentasi kedua sebelum dimasukkan ke oven. Tujuannya untuk memastikan apakah ragi masih aktif dengan baik atau tidak. Jika roti tidak mengembang saat fermentasi kedua, maka roti tidak akan mengembang sempurna saat dipanggang nanti.

Sumber:https://resepkoki.id/4-tips-membuat-roti-tanpa-ulen-elastis/

Belum ada Komentar untuk "4 Cara Membuat Roti Tanpa Ulen Elastis"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Bawah Artikel