Mari Mengenal Ragi (Yeast) Dari Cara Kerja Dan Kesalahan Pakai dalam Membuat Kue
Jumat, Agustus 30, 2019
Tulis Komentar
Ragi memang bisa menakutkan apabila tidak diolah dengan
baik.
Mengenal ragi dan jenis-jenisnya
Sebelum melangkah lebih jauh, tahukah anda kalau ragi adalah
bahan pengembang yang berasal dari spesies jamur? Ada satu spesies jamur
bernama Latin Saccharomyces cerevisiae yang paling banyak diolah sebagai ragi
roti. Ketika dicampurkan dalam adonan, jamur ini akan mendorong terjadinya
proses fermentasi yang akan membantu proses pengembangan.
Sebelum dicampurkan dalam adonan roti, kita harus memastikan
dulu kalau ragi masih “hidup”. Cara mengeceknya, larutkan ragi dalam campuran
air dan gula secukupnya. Tunggu selama kurang lebih 7-10 menit, lalu perhatikan
permukaan larutan ragi tersebut. Jika muncul banyak gelembung atau buih, maka
bisa dipastikan kalau ragi siap digunakan.
Oh ya, ragi memiliki beberapa jenis, lho. Di Indonesia
sendiri, ada tiga jenis ragi yang bisa didapatkan di pasaran. Jenis ragi ini
dibedakan dari bentuk dan kadar kelembapannya. Semakin tinggi kadar
kelembapannya, maka semakin pendek masa tahannya. Yuk, simak terus yang satu
ini.
1. Ragi Basah atau Padat (Compressed Yeast)
Ragi ini disebut “versi jadul” dari ragi-ragi lain. Ragi
basah memiliki tekstur halus, padat, dan berbentuk balok atau kubus kecil yang
terbungkus aluminium. Kira-kira mirip seperti kaldu blok, ya.
Di antara jenis yang lain, ragi basah mudah sekali mati. Paling
tidak, ragi ini bisa tahan dalam suhu ruang selama 2-3 hari. Oleh sebab itu,
ragi ini semakin jarang ditemui di supermarket maupun toko kue. Merek yang ada
di Indonesia untuk ragi ini adalah Pinnacle, Five Stars, dan Red Star.
2. Ragi Kering Aktif atau Koral (Active Dry Yeast)
Dibandingkan ragi sebelumnya, ragi kering aktif justru
memiliki ketahanan yang lama, yakni bisa mencapai satu tahun dalam suhu ruang.
Ragi ini berbentuk butiran kasar dan seperti namanya, ragi kering aktif perlu
“dihidupkan” sebelum dicampurkan dalam adonan. Cara menghidupkannya seperti
yang dijelaskan di atas, yakni memakai larutan air dan gula. Beberapa merek
yang terkenal di Indonesia adalah Pinnacle dan Red Star.
3. Ragi Instan (Instant Yeast)
Sering melihat kata Fermipan dalam
resep kue atau roti? Nah, itulah salah satu merek ragi instan yang terkenal di
Indonesia.
Ragi instan berbentuk butiran yang lebih kecil dari ragi
kering aktif. Namun soal daya tahan, ragi instan lebih cepat mati dari ragi
kering aktif, makanya ragi ini perlu dipindah ke wadah kedap udara setelah
dibuka kemasannya.
Ragi ini tak perlu dilarutkan dulu, lho. Ragi instan bisa
langsung dicampurkan dalam adonan karena terbukti lebih mudah aktif dari jenis
ragi lainnya. Selain Fermipan, ada pula ragi instan dengan merek Mauri-pan,
Saf-instan, GS (khusus donat), dan Haan.
Cara kerja dalam pembuatan roti
Kalau sudah terbukti aktif, larutan ragi siap dicampurkan ke
adonan untuk tahap pengembangan. Ragi bertugas untuk mengubah komponen dalam
karbohidrat (misalnya terigu) menjadi karbondioksida. Nah, karbondioksida
inilah yang membuat roti bisa mengembang dan mekar.
Ketika selesai diuleni, adonan akan dibiarkan dalam suhu
ruang hingga mengembang. Proses ini disebut proofing, yakni proses pengecekan
apakah ragi bisa aktif bekerja atau tidak. Kalau adonan bisa mengembang, maka
proses proofing dinilai berhasil.
Setelah terlihat mengembang, adonan ini akan dikempiskan
lalu didiamkan lagi hingga mengembang. Nah proses proofing kedua ini berfungsi
untuk membentuk adonan roti sesuai keinginan.
Setelah mengembang lagi, adonan roti ini siap dimasukkan
dalam oven. Suhu panas dalam proses pemanggangan ini dapat mematikan ragi, lho.
Tapi jangan khawatir karena dengan matinya ragi, maka proses pengembangan pun
selesai dan hasilnya adalah roti bertekstur empuk seperti spons. Nah, tekstur
spons adalah salah satu bukti aktivasi ragi. Tekstur ini merupakan “jejak”
gelembung-gelembung udara (karbondioksida) yang berfungsi untuk mengembangkan
roti.
Kesalahan dalam pemakaian ragi
Sebetulnya bukan raginya yang ‘menakutkan’, tapi bagaimana
cara kita mengolahnya. Ingat, ragi ini merupakan bahan pengembang yang “hidup”,
jadi kita harus cermat saat ragi melakukan proses pengembangan pada adonan.
Semakin lama dibiarkan mengembang, rasa dan tekstur roti
memang akan semakin bagus. Namun kalau terlalu lama dibiarkan, ragi bisa mati
dalam suhu ruang. Hal ini bisa dilihat dari adonan yang tiba-tiba jadi kempis
dan terasa keras ketika disentuh. Ketika adonan ini dipanggang, hasilnya roti
yang terasa berat dan alot ketika digigit.
Nah, sekarang sudah paham mengenai ragi dan cara kerjanya,
ya. Setidaknya, kita bisa menghindari kesalahan yang paling umum dilakukan saat
membuat roti dengan ragi.
Sumber:https://resepkoki.id/jenis-ragi-yeast-cara-kerja-kesalahan-pakai-dalam-membuat-kue/
Belum ada Komentar untuk "Mari Mengenal Ragi (Yeast) Dari Cara Kerja Dan Kesalahan Pakai dalam Membuat Kue"
Posting Komentar