Frequently Asked Questions
1. Bolehkah menggunakan santan instan kemasan?
Boleh, untuk kepraktisan. Gunakan 1 bungkus santan instan
kental (biasanya 65 ml atau 200 ml) yang dilarutkan dengan air hingga mencapai
volume yang diinginkan (300 ml kental, 700 ml encer). Namun, untuk rasa gurih
yang lebih otentik dan "berminyak", santan dari kelapa parut segar tetap
yang terbaik.
2. Daun singkong saya tetap keras setelah direbus lama, apa penyebabnya?
Kemungkinan besar daun singkong yang kamu gunakan sudah
terlalu tua. Daun yang tua memiliki serat yang jauh lebih keras. Pastikan
memilih daun dari bagian pucuk atau yang paling atas. Jika sudah terlanjur
membeli daun yang agak tua, waktu merebus dengan soda kue bisa ditambah sedikit
lebih lama.
3. Bagaimana cara membuat gulai ini versi vegetarian?
Sangat bisa. Hilangkan penggunaan teri atau ebi dari resep.
Untuk menambah kedalaman rasa umami, kamu bisa menambahkan beberapa potong
jamur (seperti jamur kancing atau shiitake) yang diiris dan ditumis bersama
bumbu halus.
4. Apa beda mendasar antara Gulai, Kalio, dan Rendang?
Ketiganya adalah proses memasak yang berkesinambungan dalam
masakan Minang. Gulai adalah tahap awal dengan kuah yang masih banyak dan encer.
Jika gulai terus dimasak hingga kuahnya mengental namun masih basah, itu
disebut Kalio. Jika dimasak lebih lama lagi hingga kuahnya kering dan bumbunya
meresap sempurna, maka jadilah Rendang.
5. Bisakah gulai daun singkong ini dibekukan (frozen)?
Bisa, namun tekstur santan mungkin sedikit berubah setelah
dicairkan. Simpan gulai dalam wadah kedap udara di freezer. Saat ingin
memakannya, cairkan perlahan di kulkas semalaman, lalu panaskan dengan api
sangat kecil. Jangan dipanaskan hingga mendidih agar santan tidak pecah.
Belum ada Komentar untuk "Frequently Asked Questions"
Posting Komentar