3 Jenis Jahe yang Ada di Indonesia Beserta Kegunaannya
Rabu, Agustus 21, 2019
Tulis Komentar
Secangkir wedang jahe yang manis dan hangat sangat cocok dinikmati
untuk menemani sore hari saya sambil bersantai atau berkumpul bersama keluarga.
Bicara soal jahe, anda wajib tahu jika jahe punya banyak jenis. Masing-masing
jenis jahe pun memiliki kegunaannya masing-masing. Simak terus penjelasannya
berikut ini.
1. Jahe emprit
Jahe emprit atau yang sering disebut sebagai jahe putih, merupakan
jahe yang paling sering kita jumpai di pasaran. Bentuk dari jahe emprit ini
kecil dan sedikit pipih dengan serat yang lembut. Bagian dagingnya berwarna
putih. Meskipun aroma dari jahe emprit ini kurang tajam, tapi rasanya pedas.
Hal tersebut dikarenakan kandungan minyak atsirinya yang tinggi,
yaitu sekitar 1,7-8% berat kering. Minyak atsiri juga biasa kita kenal dengan
minyak esensial atau aromatik yang sangat mudah menguap. Jahe emprit ini paling
sering digunakan sebagai rempah untuk memasak dan juga jamu (kering maupun
segar).
2. Jahe gajah
Jenis jahe yang kedua adalah jahe gajah, atau sering juga disebut
sebagai jahe badag. Sesuai namanya, jahe gajah ini memiliki ukuran yang besar
dan gemuk. Ruas rimpangnya pun jauh lebih menggembung dibanding jenis jahe
lainnya. Warna dagingnya cenderung putih kekuningan, sehingga tak jarang orang
menyebut jahe gajah sebagai kuning.
Karena hanya mengandung minyak atsiri sekitar 0,18-1,66% dari
berat kering, maka rasanya pun tak sepedas jahe emprit. Untuk pengolahannya,
jahe gajah ini paling cocok dimanfaatkaan sebagai bahan utama pembuatan permen
atau minuman karena dagingnya yang tebal. Tapi banyak juga yang menggunakannya
sebagai rempah pada masakan.
3. Jahe merah
Karena hanya tumbuh pada bulan-bulan tertentu saja, jahe merah ini
termasuk cukup langka, itu sebabnya harganya pun jauh lebih mahal jika
dibandingkan jahe emprit dan jahe gajah. Meski begitu, jahe merah tetap banyak
dicari. Ciri dari jahe merah ini adalah warna rimpangnya yang kemerahan,
berserat kasar, dengan ukuran yang jauh lebih kecil dibanding dua jenis jahe lainnya.
Kandungan minyak atsiri dari jahe merah ini sangat tinggi, yaitu
sekitar 2,58-90% dari berat kering, sehingga rasanya sangat pedas. Itu sebabnya
jahe merah ini lebih sering digunakan sebagai bahan utama pembuatan minyak jahe
dan obat-obatan oleh para produsen.
Sumber:https://resepkoki.id/3-jenis-jahe-yang-ada-di-indonesia-beserta-kegunaannya/
Belum ada Komentar untuk "3 Jenis Jahe yang Ada di Indonesia Beserta Kegunaannya"
Posting Komentar