15 Aneka Jenis Tempe yang Sering Ada Di Dapur
Senin, Juli 29, 2019
Tulis Komentar
Tempe adalah salah satu produk yang sudah diakui oleh UNESCO
sebagai makanan asli dari Indonesia. Rasanya yang unik dan gizinya yang tinggi,
menyebabkan tempe menjadi salah satu produk makanan yang populer hampir di
seluruh dunia. Penelitian terkait tempe dan variasi makanan dari olahan tempe
akhirnya semakin beragam akibat popularitas tempe di kanca internasional.
Tempe yang dikenal utamanya tentu yang berbahan dasar
kedelai. Padahal variasi bahan baku tempe yang ada di Indonesia itu banyak
banget! Masyarakat Indonesia sendiri, bahkan kamu, mungkin ada yang belum tahu
jika kita memiliki semua jenis tempe di bawah ini. Simak terus ya!
1. Tempe Kedelai
Jenis tempe yang paling populer ini berasal dari fermentasi
ragi pada kacang kedelai. Ragi yang digunakan tentu saja berbeda dengan ragi
roti atau tape yaitu Rhizopus oligosporus. Proses pembuatan tempe yang berasal
dari kacang kedelai ini dapat dibagi menjadi dua berdasarkan medium
pembuatannya, atau yang biasa kita kenal dengan bahan pembungkusnya. Nah
ternyata perbedaan bahan pembungkus ini menghasilkan cita rasa tempe &
karakteristik yang berbeda loh.
Medium daun pisang
Tempe yang dibuat dengan daun pisang memiliki kerapatan
tempe yang lebih kompak karena daun pisang memberikan banyak rongga bagi ragi
untuk bertumbuh. Akan tetapi, karena ragi cepat untuk melakukan pertumbuhan,
tempe yang berasal dari daun pisang lebih cepat rusak daripada tempe medium
plastik. Hasil dari tempe yang menggunakan daun pisang juga lebih kompak
(kokoh) dan beraroma unik bila dibandingkan dengan tempe dari medium plastik.
Medium plastik
Lain dari tempe dengan medium daun pisang, kerapatan tempe
di medium plastik cenderung kurang kompak. Akan tetapi, hal ini bisa
diminimalisir dengan memberikan banyak bolongan atau lubang pada plastik yang
digunakan. Hasil dari tempe dengan medium plastik memang tidak memberikan aroma
khas seperti tempe dengan medium daun pisang tetapi masa penyimpanan tempe ini
tergolong lebih lama.
2. Tempe Bongkrek
Tempe bongkrek sebenarnya cukup populer sebelum akhirnya
terjadi peristiwa keracunan tempe bongkrek. Tempe khas Jawa Tengah yang berasal
dari ampas kelapa ini, memiliki warna hijau tua dan rasa yang gurih. Tempe ini
dapat dikonsumsi dengan cara digoreng atau dibuat masakan empis tempe bongkrek,
yaitu campuran antara tempe bongkrek yang dipotong dadu dengan pete.
Untuk menghindari terjadinya bahaya keracunan, jika
menemukan tempe bongkrek yang sudah bewarna kekuningan, jangan dimakan ya guys!
Hal ini merupakan pertanda kerusakan dari tempe bongkrek. Tempe bongkrek yang
sudah rusak juga ditandai dari rasanya yang asam/pahit dan bau yang menyengat.
3. Tempe Gembus atau Menjos
Tempe gembus merupakan tempe yang berasal dari ampas tahu
dengan rasa yang gurih dan tekstur yang empuk. Tempe ini harus dikonsumsi
minimal 28 jam setelah proses produksi selesai. Biasanya tempe ini diolah
menjadi tempe goreng atau dimasak bersama sayuran dan cabai.
Salah satu olahan tradisional yang cukup terkenal dari tempe
ini adalah sate kere. Sate kere adalah olahan tempe gembus yang dibakar
kemudian disajikan bersama lontong dan bumbu sate. Olahan tradisional merupakan
menu yang wajib kamu coba kalau kamu mampir ke daerah Surakarta..
4. Tempe Koro Pedang
Tempe khas Yogyakarta ini berasal dari kacang koro. Memiliki
bahan baku yang berbeda dengan tempe biasa menyebabkan tempe ini memiliki warna
cokelat tua. Namun, rasa dan kandungan gizinya tidak jauh berbeda dengan tempe
dari kacang kedelai. Sementara harganya relatif lebih murah daripada tempe
kedelai.
Masakan dari tempe kacang koro (dikenal juga sebagai tempe
benguk) yang terkenal adalah sengek tempe benguk. Masakan ini masih dapat kamu
temui di pasar-pasar daerah Yogyakarta. Sengek tempe benguk merupakan tempe
kacang koro yang direbus dengan santan sehingga menghasilkan tempe yang gurih
dan nikmat. Hidangan ini cocok banget bila dimakan saat cuaca dingin bersama
dengan segelas teh susu hangat. Hmm, nikmat!
5. Tempe Kecipir
Meskipun tempe ini sudah jarang ditemukan di pasar
tradisional namun, tempe ini masih dapat kamu ditemukan di wilayah Tulungagung,
Jawa Timur. Kecipir tumbuh subur di daerah Tulungagung sehingga masyarakat
sekitar sering memanfaatkan biji kecipir, salah satunya sebagai bahan baku
pembuatan tempe.
Dalam proses pembuatannya, diperlukan waktu yang lebih lama
untuk merebus biji kecipir karena teksturnya yang lebih keras. Prosesnya yang
lebih sulit ini menyebabkan tempe kecipir menjadi kurang populer untuk
diproduksi luas dibandingkan tempe kedelai. Tetapi tahukah kamu bahwa tempe
kecipir goreng juga memiliki rasa senikmat tempe kedelai loh!
6. Tempe Kacang Hijau atau Kacang Merah
Penggunaan kacang hijau dan kacang merah untuk pembuatan
tempe masih merupakan penelitian di bidang pangan untuk menggantikan kacang
kedelai. Rasa dan kandungan gizi dari tempe kacang hijau dan kacang merah tidak
berbeda jauh dengan tempe kedelai. Tempe ini juga mudah diolah menjadi sajian
lain seperti direbus, digoreng atau diorek.
Jika kamu ingin mencicipi jenis tempe ini, beberapa pasar di
Yogyakarta sudah mulai menjual produk tempe kacang hijau. Tetapi jika kamu
tidak berada di Yogyakarta dan ingin segera mencoba tempe jenis ini, kamu dapat
membuat sendiri tempe jenis ini dengan cara yang sama seperti membuat tempe
kacang kedelai.
7. Tempe Menjes
Tempe menjes bertekstur kasar karena berasal dari kacang
tanah. Rasa dari tempe ini sendiri cenderung hambar bila dibandingkan dengan
tempe kedelai. Sering ditemukan di Yogyakarta dan Jawa Timur, tempe ini bisa
disajikan menjadi berbagai macam hidangan seperti digoreng atau ditumis. Akan
tetapi olahan favorit dari tempe jenis ini adalah tempe goreng tepung yang
disajikan bersama cabe rawit tentunya.
8. Tempe Lamtoro
Lamtoro atau petai cina ternyata juga bisa menjadi bahan
baku dari tempe. Tempe lamtoro terkenal di daerah Mojopuro, Wonogiri dengan
nama tempe mlanding. Tempe lamtoro tadinya hanya dibuat saat panen lamtoro.
Tetapi seiring berjalannya waktu, tempe lamtoro juga dijual di pasar daerah
tersebut dengan harga yang lebih murah daripada tempe kedelai.
Perbedaan utama dibandingkan tempe kedelai yaitu terletak
pada rasa tempe lamtoro yang sedikit berlemak. Keunikan rasa ini ternyata
berasal dari kulit biji lamtoro. Pengolahan tempe lamtoro ini ternyata tidak
susah kok. Tempe lamtoro biasanya dimasak dengan cara digoreng tepung atau
dimasak bersama sayur dan santan kelapa.
9. Tempe Lupin
Meskipun kacang lupin merupakan tanaman kacang-kacangan dari
Australia, tempe dari kacang lupin justru terkenal di daerah Malang. Tempe
lupin dinilai lebih menarik karena warnanya yang kuning cerah, meskipun rasanya
sedikit asam dan teksturnya yang lengket. Oleh karena itulah tempe lupin lebih
sering diolah menjadi keripik tempe. Untuk mencobanya, kamu bisa membeli
keripik tempe lupin di toko-toko online sekarang.
10. Tempe Munggur
Tempe yang satu ini tidak berasal dari kacang-kacangan
tetapi berasal dari biji-bijian yaitu biji munggur. Biji munggur mudah
ditemukan di daerah Gunungkidul sehingga beberapa warga disana sering membuat
tempe ini.
Tempe munggur belum memiliki popularitas yang terkenal
seperti tempe kedelai atau bahkan tempe bongkrek. Oleh sebab itulah, masih
banyak penelitian yang dilakukan terkait dari zat gizi, penerimaan konsumen dan
pengolahan dari tempe munggur. Salah satu hasil pengolahan tempe munggur yang
sudah pernah dicoba adalah keripik tempe munggur.
11. Tempe Kara Kratok
Kamu tahu kacang lima? Nah, tempe kara kratok berasal dari
kacang lima yang difermentasikan. Tempe kara kratok biasanya dibuat saat musim
kemarau karena kacang lima tumbuh di daerah kering. Meskipun demikian, tempe
kara kratok ini sangat jarang ditemukan di Indonesia. Ajakan untuk memulai
memproduksi tempe kara kratok sebagai alternatif dari tempe kedelai masih
dilakukan oleh para peneliti ke masyarakat Indonesia.
12. Tempe Karet
Tempe karet dapat ditemukan di daerah Sragen. Tempe yang
berasal dari biji karet ini memiliki kandungan protein yang lebih tinggi
daripada tempe kedelai dengan tekstur yang lebih lembut. Tempe karet juga
memiliki daya simpan yang lebih lama yaitu sekitar 2 minggu dari proses
pembuatannya (disimpan di kulkas). Tempe karet dapat dimakan setelah digoreng
atau dibuat menjadi keripik tempe.
13. Tempe Gude
Salah satu jenis kacang lain yang digunakan di dalam
pembuatan tempe adalah kacang gude. Tempe kacang gude memiliki citarasa dan
aroma yang unik meskipun dari beberapa hasil penelitian terkait penerimaan
konsumen, tempe gude masih kalah bila dibandingkan dengan tempe kedelai.
Meskipun demikian, tempe gude memiliki kandungan gizi yang relatif hampir sama
dengan tempe kedelai. Karena gizinya yang baik ini, tempe gude bisa diolah
menjadi makanan pendamping ASI lho.
14. Tempe Bungkil
Berasal dari ampas kacang tanah, tempe bungkil memiliki
tekstur yang empuk dan gurih. Tempe ini sangat populer di daerah Jawa Timur
dengan sajian tempe bungkil goreng yang berbentuk bulat. Beberapa sajian
lainnya seperti oseng tempe bungkil dengan sayur dan kue talam dari tempe
bungkil juga dapat menjadi pilihan untuk mengolah jenis tempe ini.
15. Tempe Daun Singkong
Tempe daun singkong merupakan tempe yang dipopulerkan oleh
Universitas Andalas Padang (Sumatera Barat) dan juga mendapatkan review dari
salah satu majalah flora & fauna ternama di Indonesia. Cara membuatnya sama
seperti dengan tempe kedelai hanya saja bahan bakunya diganti dengan daun
singkong yang sudah dikukus. Daun singkong ini dilirik menjadi bahan baku tempe
karena penggunaannya yang masih rendah dan dapat menjadi subtitusi dari kacang
kedelai.
Tempe daun singkong memiliki kandungan protein yang lebih
rendah dibandingkan tempe kedelai, termasuk lemak dan karbohidratnya. Karena
berasal dari daun singkong, tempe ini memiliki warna hijau yang berbeda banget
dari tempe kebanyakan. Meskipun demikian, tempe ini memiliki citarasa yang
lezat apalagi kalau sudah digoreng atau dimakan bersama gulai. Nyam!
Sumber:https://resepkoki.id/15-aneka-jenis-tempe-yang-sering-ada-di-dapur/
Belum ada Komentar untuk "15 Aneka Jenis Tempe yang Sering Ada Di Dapur"
Posting Komentar