15 Aneka Jenis Tempe yang Sering Ada Di Dapur


Tempe adalah salah satu produk yang sudah diakui oleh UNESCO sebagai makanan asli dari Indonesia. Rasanya yang unik dan gizinya yang tinggi, menyebabkan tempe menjadi salah satu produk makanan yang populer hampir di seluruh dunia. Penelitian terkait tempe dan variasi makanan dari olahan tempe akhirnya semakin beragam akibat popularitas tempe di kanca internasional.

Tempe yang dikenal utamanya tentu yang berbahan dasar kedelai. Padahal variasi bahan baku tempe yang ada di Indonesia itu banyak banget! Masyarakat Indonesia sendiri, bahkan kamu, mungkin ada yang belum tahu jika kita memiliki semua jenis tempe di bawah ini. Simak terus ya!

1. Tempe Kedelai


Jenis tempe yang paling populer ini berasal dari fermentasi ragi pada kacang kedelai. Ragi yang digunakan tentu saja berbeda dengan ragi roti atau tape yaitu Rhizopus oligosporus. Proses pembuatan tempe yang berasal dari kacang kedelai ini dapat dibagi menjadi dua berdasarkan medium pembuatannya, atau yang biasa kita kenal dengan bahan pembungkusnya. Nah ternyata perbedaan bahan pembungkus ini menghasilkan cita rasa tempe & karakteristik yang berbeda loh.

Medium daun pisang

Tempe yang dibuat dengan daun pisang memiliki kerapatan tempe yang lebih kompak karena daun pisang memberikan banyak rongga bagi ragi untuk bertumbuh. Akan tetapi, karena ragi cepat untuk melakukan pertumbuhan, tempe yang berasal dari daun pisang lebih cepat rusak daripada tempe medium plastik. Hasil dari tempe yang menggunakan daun pisang juga lebih kompak (kokoh) dan beraroma unik bila dibandingkan dengan tempe dari medium plastik.

Medium plastik

Lain dari tempe dengan medium daun pisang, kerapatan tempe di medium plastik cenderung kurang kompak. Akan tetapi, hal ini bisa diminimalisir dengan memberikan banyak bolongan atau lubang pada plastik yang digunakan. Hasil dari tempe dengan medium plastik memang tidak memberikan aroma khas seperti tempe dengan medium daun pisang tetapi masa penyimpanan tempe ini tergolong lebih lama.

2. Tempe Bongkrek

Tempe bongkrek sebenarnya cukup populer sebelum akhirnya terjadi peristiwa keracunan tempe bongkrek. Tempe khas Jawa Tengah yang berasal dari ampas kelapa ini, memiliki warna hijau tua dan rasa yang gurih. Tempe ini dapat dikonsumsi dengan cara digoreng atau dibuat masakan empis tempe bongkrek, yaitu campuran antara tempe bongkrek yang dipotong dadu dengan pete.

Untuk menghindari terjadinya bahaya keracunan, jika menemukan tempe bongkrek yang sudah bewarna kekuningan, jangan dimakan ya guys! Hal ini merupakan pertanda kerusakan dari tempe bongkrek. Tempe bongkrek yang sudah rusak juga ditandai dari rasanya yang asam/pahit dan bau yang menyengat.

3. Tempe Gembus atau Menjos

Tempe gembus merupakan tempe yang berasal dari ampas tahu dengan rasa yang gurih dan tekstur yang empuk. Tempe ini harus dikonsumsi minimal 28 jam setelah proses produksi selesai. Biasanya tempe ini diolah menjadi tempe goreng atau dimasak bersama sayuran dan cabai.

Salah satu olahan tradisional yang cukup terkenal dari tempe ini adalah sate kere. Sate kere adalah olahan tempe gembus yang dibakar kemudian disajikan bersama lontong dan bumbu sate. Olahan tradisional merupakan menu yang wajib kamu coba kalau kamu mampir ke daerah Surakarta..

4. Tempe Koro Pedang


Tempe khas Yogyakarta ini berasal dari kacang koro. Memiliki bahan baku yang berbeda dengan tempe biasa menyebabkan tempe ini memiliki warna cokelat tua. Namun, rasa dan kandungan gizinya tidak jauh berbeda dengan tempe dari kacang kedelai. Sementara harganya relatif lebih murah daripada tempe kedelai.

Masakan dari tempe kacang koro (dikenal juga sebagai tempe benguk) yang terkenal adalah sengek tempe benguk. Masakan ini masih dapat kamu temui di pasar-pasar daerah Yogyakarta. Sengek tempe benguk merupakan tempe kacang koro yang direbus dengan santan sehingga menghasilkan tempe yang gurih dan nikmat. Hidangan ini cocok banget bila dimakan saat cuaca dingin bersama dengan segelas teh susu hangat. Hmm, nikmat!

5. Tempe Kecipir

Meskipun tempe ini sudah jarang ditemukan di pasar tradisional namun, tempe ini masih dapat kamu ditemukan di wilayah Tulungagung, Jawa Timur. Kecipir tumbuh subur di daerah Tulungagung sehingga masyarakat sekitar sering memanfaatkan biji kecipir, salah satunya sebagai bahan baku pembuatan tempe.

Dalam proses pembuatannya, diperlukan waktu yang lebih lama untuk merebus biji kecipir karena teksturnya yang lebih keras. Prosesnya yang lebih sulit ini menyebabkan tempe kecipir menjadi kurang populer untuk diproduksi luas dibandingkan tempe kedelai. Tetapi tahukah kamu bahwa tempe kecipir goreng juga memiliki rasa senikmat tempe kedelai loh!

6. Tempe Kacang Hijau atau Kacang Merah

Penggunaan kacang hijau dan kacang merah untuk pembuatan tempe masih merupakan penelitian di bidang pangan untuk menggantikan kacang kedelai. Rasa dan kandungan gizi dari tempe kacang hijau dan kacang merah tidak berbeda jauh dengan tempe kedelai. Tempe ini juga mudah diolah menjadi sajian lain seperti direbus, digoreng atau diorek.

Jika kamu ingin mencicipi jenis tempe ini, beberapa pasar di Yogyakarta sudah mulai menjual produk tempe kacang hijau. Tetapi jika kamu tidak berada di Yogyakarta dan ingin segera mencoba tempe jenis ini, kamu dapat membuat sendiri tempe jenis ini dengan cara yang sama seperti membuat tempe kacang kedelai.

7. Tempe Menjes


Tempe menjes bertekstur kasar karena berasal dari kacang tanah. Rasa dari tempe ini sendiri cenderung hambar bila dibandingkan dengan tempe kedelai. Sering ditemukan di Yogyakarta dan Jawa Timur, tempe ini bisa disajikan menjadi berbagai macam hidangan seperti digoreng atau ditumis. Akan tetapi olahan favorit dari tempe jenis ini adalah tempe goreng tepung yang disajikan bersama cabe rawit tentunya.

8. Tempe Lamtoro

Lamtoro atau petai cina ternyata juga bisa menjadi bahan baku dari tempe. Tempe lamtoro terkenal di daerah Mojopuro, Wonogiri dengan nama tempe mlanding. Tempe lamtoro tadinya hanya dibuat saat panen lamtoro. Tetapi seiring berjalannya waktu, tempe lamtoro juga dijual di pasar daerah tersebut dengan harga yang lebih murah daripada tempe kedelai.

Perbedaan utama dibandingkan tempe kedelai yaitu terletak pada rasa tempe lamtoro yang sedikit berlemak. Keunikan rasa ini ternyata berasal dari kulit biji lamtoro. Pengolahan tempe lamtoro ini ternyata tidak susah kok. Tempe lamtoro biasanya dimasak dengan cara digoreng tepung atau dimasak bersama sayur dan santan kelapa.

9. Tempe Lupin


Meskipun kacang lupin merupakan tanaman kacang-kacangan dari Australia, tempe dari kacang lupin justru terkenal di daerah Malang. Tempe lupin dinilai lebih menarik karena warnanya yang kuning cerah, meskipun rasanya sedikit asam dan teksturnya yang lengket. Oleh karena itulah tempe lupin lebih sering diolah menjadi keripik tempe. Untuk mencobanya, kamu bisa membeli keripik tempe lupin di toko-toko online sekarang.

10. Tempe Munggur

Tempe yang satu ini tidak berasal dari kacang-kacangan tetapi berasal dari biji-bijian yaitu biji munggur. Biji munggur mudah ditemukan di daerah Gunungkidul sehingga beberapa warga disana sering membuat tempe ini.

Tempe munggur belum memiliki popularitas yang terkenal seperti tempe kedelai atau bahkan tempe bongkrek. Oleh sebab itulah, masih banyak penelitian yang dilakukan terkait dari zat gizi, penerimaan konsumen dan pengolahan dari tempe munggur. Salah satu hasil pengolahan tempe munggur yang sudah pernah dicoba adalah keripik tempe munggur.

11. Tempe Kara Kratok

Kamu tahu kacang lima? Nah, tempe kara kratok berasal dari kacang lima yang difermentasikan. Tempe kara kratok biasanya dibuat saat musim kemarau karena kacang lima tumbuh di daerah kering. Meskipun demikian, tempe kara kratok ini sangat jarang ditemukan di Indonesia. Ajakan untuk memulai memproduksi tempe kara kratok sebagai alternatif dari tempe kedelai masih dilakukan oleh para peneliti ke masyarakat Indonesia.

12. Tempe Karet

Tempe karet dapat ditemukan di daerah Sragen. Tempe yang berasal dari biji karet ini memiliki kandungan protein yang lebih tinggi daripada tempe kedelai dengan tekstur yang lebih lembut. Tempe karet juga memiliki daya simpan yang lebih lama yaitu sekitar 2 minggu dari proses pembuatannya (disimpan di kulkas). Tempe karet dapat dimakan setelah digoreng atau dibuat menjadi keripik tempe.

13. Tempe Gude

Salah satu jenis kacang lain yang digunakan di dalam pembuatan tempe adalah kacang gude. Tempe kacang gude memiliki citarasa dan aroma yang unik meskipun dari beberapa hasil penelitian terkait penerimaan konsumen, tempe gude masih kalah bila dibandingkan dengan tempe kedelai. Meskipun demikian, tempe gude memiliki kandungan gizi yang relatif hampir sama dengan tempe kedelai. Karena gizinya yang baik ini, tempe gude bisa diolah menjadi makanan pendamping ASI lho.

14. Tempe Bungkil

Berasal dari ampas kacang tanah, tempe bungkil memiliki tekstur yang empuk dan gurih. Tempe ini sangat populer di daerah Jawa Timur dengan sajian tempe bungkil goreng yang berbentuk bulat. Beberapa sajian lainnya seperti oseng tempe bungkil dengan sayur dan kue talam dari tempe bungkil juga dapat menjadi pilihan untuk mengolah jenis tempe ini.

15. Tempe Daun Singkong

Tempe daun singkong merupakan tempe yang dipopulerkan oleh Universitas Andalas Padang (Sumatera Barat) dan juga mendapatkan review dari salah satu majalah flora & fauna ternama di Indonesia. Cara membuatnya sama seperti dengan tempe kedelai hanya saja bahan bakunya diganti dengan daun singkong yang sudah dikukus. Daun singkong ini dilirik menjadi bahan baku tempe karena penggunaannya yang masih rendah dan dapat menjadi subtitusi dari kacang kedelai.


Tempe daun singkong memiliki kandungan protein yang lebih rendah dibandingkan tempe kedelai, termasuk lemak dan karbohidratnya. Karena berasal dari daun singkong, tempe ini memiliki warna hijau yang berbeda banget dari tempe kebanyakan. Meskipun demikian, tempe ini memiliki citarasa yang lezat apalagi kalau sudah digoreng atau dimakan bersama gulai. Nyam!

Sumber:https://resepkoki.id/15-aneka-jenis-tempe-yang-sering-ada-di-dapur/

Belum ada Komentar untuk "15 Aneka Jenis Tempe yang Sering Ada Di Dapur"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Bawah Artikel